Berlaku untuk semua jenis bisnis. SDM merupakan komponen terpenting yang menentukan maju mundurnya suatu usaha. SDM yang bermartabat dan berkompetensi tinggi akan membuat usaha maju. Sebaliknya penggunaan SDM yang tidak tepat malah justru membuat usaha semakin kacau. Mengingat saya bukanlah seorang praktisi dibidang SDM maka saya tidak akan banyak bicara tentang SDM. Saya hanya akan berbicara beberapa prinsip terpenting saja.
Apapun usaha anda, anda sebaiknya memahami kalau SDM itu diadakan dan perlu dikelola secara tepat. Pengelolaan SDM yang tidak tepat bisa berakibat fatal. Dalam posisi tertentu kita cenderung harus memilih membayar lebih mahal daripada menggunakan tenaga kerja yang tidak memiliki kemampuan sesuai yang kita butuhkan. Namun dalam posisi tertentu terkadang kita juga harus mengakomodir tenaga yang kurang memiliki kemampuan. Semua itu memiliki fungsi dan kelebihan masing – masing.
Tenaga kerja yang memiliki kompetensi tinggi cenderung mempunyai tuntutan yang lebih tinggi dan memiliki loyalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja yang tidak memiliki kemampuan dasar. Kelebihan dari tenaga kerja terdidik dan terlatih adalah bisa kita pekerjakan secara mandiri untuk menangani suatu pekerjaan. Sedangkan kelebihan dari tenaga kerja yang kurang memiliki kemampuan adalah lebih mudah untuk kita suruh kesana kemari dan tidak jarang memiliki tingkat kejujuran yang lebih tinggi karena mereka umumnya cara berfikirnya masih sangat natural.
Pengambilan tenaga kerja terdidik maupun tidak terdidik itu harus memperhatikan asalnya. Karena tenaga kerja itu selain berfungsi untuk mengerjakan jenis pekerjaan yang kita miliki juga bisa difungsikan sebagai komponen penjaga untuk memperkuat perusahaan. Tenaga kerja kurang terdidik yang difungsikan untuk menangani pekerjaan serabutan dan bidang security sebaiknya diambilkan dari daerah sekitar tempat usaha anda.
MASALAH SDM yang juga harus dipahami adalah bahwa orang itu bisa dibagi menjadi 2, yaitu Berotak kanan dan Berotak kiri.
Orang yang berotak kanan cara berfikirnya cenderung lompat – lompat, Maksutnya mencari jalan paling singkat jika mengerjakan sesuatu. Sulit untuk diarahkan. Untuk itu orang berotak kanan kurang cocok untuk dipekerjakan dibidang administrasi dan bagian keuangan. Karena tingkat ketelitiannya kurang bisa diandalkan. Kekurangan lain dari orang berotak kanan adalah jika dipekerjakan dia dalam posisi tertentu cenderung mengambil ilmu. ( Tingkat loyalitasnya relatif lebih rendah ). Orang berotak kanan cenderung lebih bagus dipekerjakan sebagai kepala cabang maupun manager ( bidang kepemimpinan ) karena pada umumnya memiliki daya inisiatif, ketabahan dan keuletan serta kewibawaan yang lebih tinggi.
Sedangkan orang yang berotak kiri cara berfikirnya cenderung lebih runtut. Step by Step. Oleh sebab itu orang seperti ini akan lebih cocok ditempatkan pada bidang administrasi, accounting, security, kurir, dan bagian kerja lain yang menuntut tingkat ketelitian dan loyalitas.
Dari uraian saya di atas jelasnya kalau kita mencari karyawan yang mudah untuk diatur maka sebaiknya carilah orang yang berotak kiri. Sedangkan jika kita mencari teman sebagai rekan bisnis atau mencari orang yang tujuannya untuk memberikan inovasi terhadap perusahaan anda maka carilah orang yang berotak kanan.
Kemudian dalam kenyataan di dunia usaha. Seorang owner rata – rata adalah orang yang berotak kanan. Jadi mereka pada umumnya tidak ahli dibidang pembukuan, dan lebih banyak mengedepankan sebuah visi misi dan menciptakan teori – teori akselerasi pencapaian tujuan perusahaanya. Oleh sebab itu sudah seharusnya anda juga menggunakan prinsip pengangkatan tenaga kerja yang benar. APAPUN USAHA ANDA jika sudah mengalami perkembangan, MASALAH ADMINISTRASI ADALAH MASALAH PERTAMA YANG DISERAHKAN ATAU DIDELEGASIKAN KE ORANG LAIN SEDANGKAN MASALAH TERAKHIR YANG DISERAHKAN KE ORANG LAIN ADALAH MASALAH SDM.
Tidak ada istilah percaya 100%. Termasuk ke orang terdekat anda. Jika diperlukan penambahan tenaga kerja maka semua harus anda ketahui sendiri selaku seorang owner. Jangan pernah berkata pada orang kepercayaan anda kalau dia bebas mencari pembantu jika diperlukan. Orang kepercayaan anda hanya berhak mengajukan. Sedangkan keputusan tetap berada di tangan anda.
PENGGAJIAN
Dimana saja ketika kita menggunakan jasa orang lain pasti tidak pernah lepas dengan masalah gaji. Sebagai orang modern, kita sudah tidak bisa menerapkan teori ekonomi “Dengan modal sekecil – kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar – besarnya”. Mengapa? Karena teori itu tidak jarang hanya membuat martabat kita menjadi turun.
Prinsip penggajian yang benar adalah yang saling menguntungkan. Semakin besar hasil dari pekerjaan yang kita berikan pada orang lain maka dia berhak mendapatkan hasil lebih. Semakin sulit pekerjaan maka gaji yang kita berikan juga harus semakin banyak, semakin tinggi resiko dari pekerjaan yang kita berikan maka gaji yang kita berikan juga harus semakin tinggi.
Terus terang saya sendiri termasuk orang yang lebih menghargai kemampuan. Bukan gelar. Jadi jika saya memiliki 2 orang karyawan yang satu berpendidikan SMA dan yang satunya lagi bertitel Sarjana, maka belum tentu gaji yang saya berikan lebih besar yang Sarjana. Kalaulah dalam kenyataanya kemampuannya sama, kenapa harus dibedakan.
Khusus bagi pemula, biasanya mengalami kebingungan untuk melakukan penggajian terhadap karyawannya. Sebab dari segi keuntungan belum sesuai dengan yang harus dikeluarkan. Bahkan ada kecenderungan masih harus melakukan subsidi. NAH DALAM POSISI seperti itu bagaimana cara memberikan gaji yang benar??? Saya ada sedikit trik yang telah saya praktikan dan telah terbukti berhasil. Sebelum saya beritahukan trik tersebut sebaiknya coba sedikit kita membuat istilah atau definisi baru tentang gaji. “Gaji adalah balas jasa yang kita berikan pada orang lain karena telah membantu kita untuk menyelesaikan pekerjaan yang kita miliki” Tapi tidak semua balas jasa itu bisa disebut gaji. Sebab jika kita asal menyebut gaji bisa – bisa akan menyakiti orang lain. Terutama karyawan kita jika gaji yang kita berikan belum sesuai.
Untuk itu jika belum bisa memberikan gaji yang sesuai ( Belum Bisa Memberikan UMR ), maka jangan sebut gaji, tapi sampaikan itu sebagai pengganti uang lelah. Selanjutnya sebesar apapun gaji yang diterima seseorang, pasti dia akan merasa bangga jika diberi bonus. Sebab dalam kenyataanya orang lebih suka diberi bonus daripada gaji. Mengapa ini bisa terjadi??? Karena bonus itu menunjukan secara langsung penghargaan kita secara lebih terhadap orang yang kita beri bonus.
Jelasnya sebesar apapun gaji yang telah kita berikan dan diposisi manapun seseorang tetap membutuhkan adanya sebuah bonus. Karena hanya bonuslah yang bisa melipatgandakan etos kerja dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Oleh sebab itu saya rasa tidak salah jika kemudian ada prinsip “Berilah gaji sekadarnya dan berikanlah bonus sebesar – besarnya”
0 komentar:
Post a Comment